Sabtu, 16 Januari 2010
HIV/AIDS INFEKSI 160 ANAK INDONESIA
BERITA DARI DENPASAR (BALI : Penularan HIV/AIDS di Indonesia semakin meluas dan kini tidak sebatas menyerang kelompok beresiko, tetapi juga telah menular pada sedikitnya 160 anak berusia di bawah 15 tahun yang tersebar di berbagai wilayah.
Data penyebaran HIV/AIDS pada sekitar 160 anak tersebut diperkirakan hanya sebagian kecil dari fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan, demikian Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Nasional (KPAN) melaporkan di Denpasar, Kamis [03/09] .
Ha itu terjadi disebabkan masih banyak pihak keluarga yang terkadang malu untuk mengakui anaknya terinfeksi HIV/AIDS. Hasil analisis KPAN, anak-anak yang terinveksi HIV/AIDS sebagian besar terinveksi dari orang tua mereka.
“Biasanya ayahnya yang duluan positif kemudian menular pada ibunya. Lalu ibu kepada bayinya. Tetapi ada juga ibu yang positif lalu menikah dan menularkan pada bayinya,” kata Sekretaris KPAN, Nafsiah Mboi usai menyerahkan bantuan sepeda bagi anak-anak keluarga pasien HIV/AIDS itu.
Nafsiah menyatakan, KPAN dan perhimpunan dokter anak sedang mencoba melakukan terapi bagi anak-anak yang terinveksi HIV/AID. Termasuk menyediakan obat antiretroviral (ARV) khusus anak-anak, walaupun ARV untuk anak-anak tersebut masih diimpor dari India.
Selain itu, pemerintah sedang berupaya menyediakan layanan kesehatan yang lebih memadai bagi pasien HIV/AIDS. “Namun sekarang, kita sudah semakin banyak punya rumah sakit dan dokter yang bisa melakukan upaya pencegahan melalui PMTCT, yaitu pencegahan dari orang tua kepada bayinnya,” paparnya.
Di sisi lain dia mengakui masih tetap terjadinya stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA), termasuk diskriminasi terhadap Odha anak-anak.
Namun jumlahnya diakui mengalami penurunan, tetapi diharapkan kedepan diskriminasi dan stigma tidak lagi terjadi pada Odha, khususnya dalam mendapatkan akses kesehatan dan akses sosial lainnya.
Sedangkan Ketua Pokja Humas KPA Provinsi Bali, Prof. Dr. dr. Nyoman Wirawan mengakui khusus untuk di Pulau Dewata hingga kini belum ditemukan kasus penularan HIV/AIDS dari orang tua kepada anaknya.
KPA Bali justru mencatat sekitar 70 anak telah menjadi yatim-piatu akibat orang tua mereka meninggal dunia karena HIV/AIDS. Hal ini yang mendorong KPA Bali mengembangkan program mitigasi.
“Sekarang kita mau rancang program mitigasi terutama bagi mereka yang ditinggal orang tuannya. Yatim piatu, terutama Odha yang anaknnya positif. Kalau anaknnya positif biasannya diajak nenek atau pamannya, nah pasti perawatannya dan pengobatannya mengalami kerepotan,” ujar Ketua Yayasan Kerti Praja ini.
Dia memperkirakan di Bali saat ini terdapat sekitar 100 anak yang menjadi yatim piatu karena orang tua mereka meninggal dunia akibat HIV/AIDS.
Sebelumnnya KPAN memperkirakan jika dalam dua tahun kedepan tidak ada upaya penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, maka jumlah orang yang terinviksi HIV/AIDS bisa mencapai dua juta jiwa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar